Karena pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah salah satunya, tidak diijinkan kapal putih atau kapal Pelni belum diijinkan masuk Asmat, maka kata Emi, solusinya, para pedagang memasok bahan pokok dengan menyewa speadboat.
“Bahan sembako yang kami ambil biasanya didatangkan dari kabupaten tetangga yakni Kabupaten Merauke dan Timika,”ujarnya
Kata Emi, dulunya harga seperti biasa, tapi karena pedagang memasok barang dari luar Asmat dengan harga mahal dan hitungan transportasi, maka harga jual di Asmat juga naik.
“Kami pedagang juga menghitung untung rugi,”katanya.
Ia berharap kapal Pelni kembali diijinkan masuk ke Asmat agar harga Sembako kembali normal.
Emi mengakui pula bahwa, proses perputaran ekonomi di Asmat juga kurang efektif dimassa pandemi Covid-19
“Untuk sekarang pendapatan jualan saya dalam sehari terhitung 400.000 hingga 500.00 ribu, kalau sebelum pandemi, pemasukanya bisa 1 juta dan bahkan lebih,”tutur Emi.
“Kadang sehari sunyi pembeli, terkadang rame, tergantung keperluan para warga,”tutupnya
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Register2 atau Login2 untuk berkomentar.