TIMIKA | Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Reynold Ubra mengatakan, tidak ada peningkatan kasus Covid-19 selama pelaksanan PON XX Papua.
Reynold menyebut, penanganan Covid-19 berjalan baik selama PON XX khusus di klaster Mimika.
Hingga Rabu (13/10/2021) malam tidak ada atlet yang terkonfirmasi positif Covid-19, baik dengan tes PCR maupun antigen.
Kemudian disebutkan bahwa satu hari sebelum pertandingan hampir 5.000 spesimen hasil swab antigen sudah diperiksa, namun tidak ditemukan ada yang terkonfirmasi Covid-19.
“Jadi ini (Kasus Covid) kecil sekali, meskipun ada yang positif ketika PCR hendak pulang ke daerah asal. Namun PCR dari semua kontak erat negatif, kami tidak pernah mendapatkan yang positif,” kata Reynold ketika diwawancarai di Hotel Grand Mozza, Kamis (14/10/2021).
Reynold mengatakan saat ini menjadi fokus adalah kecepatan testing pada kontingen yang akan kembali.
“Sejauh ini pelaku perjalanan lancar sampai semalam sudah 1.120 orang yang kami swab untuk pelaku perjalanan. Temuan Covid-19 hanya 16 kasus atau terkecil dari beberapa klaster,” ujarnya.
Catatan dari Dinas Kesehatan Mimika, berdasarkan laporan dari bidang kesehatan PB PON, selama PON berlangsung sudah ada 92 kasus terkonfirmasi Covid 19.
“Ini data dari PB PON dimana Kota Jayapura berjumlah 23 kasus, Merauke 29 kasus, kabupaten Jayapura 24 dan Mimika paling kecil yaitu 16 kasus,” ujarnya.
Dari 16 kasus, sebanyak 15 orang sudah selesai isolasi dan telah kembali ke daerah asal, sementara satu lagi dalam waktu dekat sudah selesai masa isolasi.
“Kita bersyukur selama PON ketersediaan tempat tidur di rumah sakit tidak terjadi peningkatan,” katanya.
Menurut Reynold di Rumah Sakit Mitra Masyarakat, Kuala Kencana, Tembagapura tidak ada lagi kasus Covid-19. Hanya tinggal dua pasien yang dirawat di RSUD Mimika namun dengan gejala ringan.
Dikatakan, vaksinasi Covid-19 sebagi bukti telah memberikan perlindungan kepada masyarakat.
“Kalau hari ini kita bicara kekebalan imunitas dari PON XX Papua ini pembelajaran penting bahwa event nasional atau internasional yang akan dilaksanakan di Indonesia referensi pertama adalah PON,” kata Reynold.
“Saya bangga bahwa orang semua khawatir dengan kerumunan, tapi dengan sistim bubble to bubble, screening sertifikat vaksin semua bisa terkendali,” lanjutnya.
Reynold mengatakan, pihaknya terus mengawasi hingga 14 hari setelah PON.
“Kalau saya pikir tidak terlalu bermakna karena salah satu hal yang paling pengaruh adalah PON berjalan, tapi vaksinasi berjalan tracing, tracking semua berjalan itu merupakan suatu pembelajaran penting,” pungkasnya.
- Tag :
- Covid-19,
- Klaster Mimika,
- PON Papua,
- PON XX
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Register2 atau Login2 untuk berkomentar.