Feature

Perjuangan Hidup Kakek Ali di Timika, Bersyukur Meski Sering Ditipu

waktu baca 5 menit
Perjuangan Hidup Kakek Ali di Timika

Jalan Cenderawasih, Timika, Papua siang itu tampak kalut disibukkan berbagai aktivitas. Selain kendaraan yang lalu lalang, terdapat alat berat tengah sibuk mengerjakan proyek drainase.

Aktivitas tersebut menyebabkan debu jalanan bertebaran tidak karuan, hingga membuat para pejalan kaki maupun yang menaiki kendaraan kewalahan.

Di tengah hiruk pikuk aktivitas itu, tampak seorang pria berambut putih duduk di pinggir jalan tepatnya di halte dekat Bundaran SP 2. Dengan keringat bercucuran, Pria itu tak peduli panas dan debu duduk termenung sambil tangan menopang dahi yang mulai keriput.

Ia mengenakan baju berwarna biru dengan sebuah tulisan ‘Pa’de’, dipadukan dengan celana panjang hitam bercorak tiga garis putih panjang.

Tampak di sampingnya terdapat sebuah gerobak berwarna merah yang dilindungi sebuah payung cafe warna warni. Di gerobak itu terdapat botol-botol air mineral 1.500 ml, dan jerigen 5 liter yang tersusun rapi.

Di depan gerobak ada sebuah papan tripleks bercat biru yang bertuliskan Jual Bensin dan M. Tanah.

Pria itu adalah Muhammad Ali yang biasa dipanggil Pa’de atau kadang dipanggil Kakek Ali.

Kakek Ali agak lupa tanggal lahirnya, yang diingat adalah tahun lahirnya yakni 1967 sehingga jika dihitung tahun ini sudah berusia 54 tahun.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Exit mobile version