seputarmerauke.com

Aktual Independen

Perusahaan Produsen Telur Ditutup, Tokoh Papua Kritisi Pemerintah Daerah

Perusahaan Produsen Telur Ditutup
Perusahaan Produsen Telur Ditutup

MERAUKE | Operasionalisasi PT Harvest Fulus Papua di Kampung Marga Mulya, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, Papua secara resmi ditutup oleh pemerintah daerah setempat pada Senin (14/2/2022) kemarin.

Penutupan perusahaan produsen telur lokal ini menuai pro kontra warga setempat.

Salah satunya oleh tokoh selatan Papua, Johanes Gluba Gebze. Mantan bupati Merauke 2000-2010 ini angkat bicara soal penutupan perusahaan tersebut.

John menyayangkan sikap pemerintah daerah yang dinilai sepihak, karena mengorbankan produsen telur lokal yang sudah membantu daerah dalam hal pasokan telur.

Seharusnya, kata John, sebelum ditutup, pemerintah daerah memberikan solusi bijaksana yang tidak merugikan para pihak, baik masyarakat maupun perusahaan.

“Provinsi Papua Selatan sedikit lagi sudah jadi. Berbicara otonomi itu bicara soal kemandirian. Dalam hal apa kita sudah mandiri? Dulu telur saja masih didatangkan dari luar,” kritik John, Selasa (15/2/2022).

John Gluba mengungkapkan bahwa beberapa tahun lalu telur didatangkan dari Surabaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Sekarang sudah ada produsen lokal yang mampu memenuhi kebutuhan di Merauke dan kabupaten sekitarnya, namun sayang ditutup pemerintah.

“Kini sudah ada produsen lokal yang membuat kita mandiri dalam hal pasokan telur. Kenapa ini tidak dijadikan aset dan didukung, sehingga kita semakin mandiri,” kata dia.

Ia berpendapat, penutupan dan atau relokasi perusahaan tersebut bukan suatu persoalan mudah. Harusnya dilakukan kajian holistik, sehingga tidak ada yang dirugikan dari kebijakan ini.

“Tidak bisa satu SKPD bertindak seakan menjadi superbody di lingkup pemerintah, itu salah. Berilah ruang untuk pihak swasta bertumbuh dan berkembang,” ujarnya.

Ia mengakui, jika lahan yang dipakai oleh PT Harvest Fulus Papua untuk aktivitas perusahaan merupakan tanah milik marganya.

Sebagai pemilik negeri, pihaknya telah membuka ruang kepada siapa saja untuk tumbuh dan berkembang dalam hal ekonomi serta ikut berkontribusi membangun daerah.

“Kenapa kearifan besar orang Marind itu diusik. Harusnya para stakeholder bijak melihat hal ini,” imbuhnya.

Diketahui, penutupan PT Harvest Fulus Papua merupakan hasil kesepakatan dalam rapat Dinas Lingkungan Hidup dengan warga Marga Mulya yang terdampak bau limbah perusahaan tersebut pada Senin kemarin.

Warga yang tinggal di sekitar PT Harvest memberikan protes keras dan meminta agar perusahaan tersebut ditutup, karena merasakan langsung dampak pencemaran udara dari aktivitas produksi perusahaan tersebut.

Tinggalkan Balasan