seputarmerauke.com

Aktual Independen

Petani Merauke Keluhkan Pupuk Hingga Pestisida

Petani Merauke Keluhkan Pupuk Hingga Pestisida
Petani Merauke Keluhkan Pupuk Hingga Pestisida

MERAUKE | Sejumlah petani di Kabupaten Merauke, Papua kembali mengeluhkan masalah pupuk, yang ketersediaannya kurang dan juga penyalurannya terlambat kepada petani setempat.

Masalah pupuk bukan persoalan baru di tingkat petani Merauke. Ketersediaan nutrisi tanaman ini kerap dikeluhkan setiap tahun, karena kuotanya kurang dari luasan lahan yang ada.

Petani di Kampung Waninggap Miraf, Distrik Tanah Miring, Fransiskus mengatakan bahwa di tahun ini pupuk yang disalurkan pemerintah sangat terlambat. Selain itu, jatahnya kurang, sehingga tidak dapat mencukupi lahan padi yang ada.

“Tiap tahun masalah yang kami hadapi itu terkait pupuk yang selalu kurang, lalu juga selalu terlambat dibagikan,” kata Frans, Selasa (1/3/2022).

Fransiskus pun meminta kepada pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pertanian Merauke agar mengatasi persoalan dimaksud, sehingga produktivitas tanaman padi ke depan bisa lebih baik.

Hal senada disampaikan Sumardino, petani padi dari Kampung Yabamaru, Distrik Tanah Miring.

“Pupuk itu bukannya ditambah, malah sekarang berkurang,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, pupuk baru disalurkan pemerintah ketika padi sudah berusia 2-3 bulan. Seharusnya, pemupukan sudah dilakukan sebanyak dua kali sebelum padi berusia satu bulan.

“Padi sudah tinggi, pupuk baru datang. Itu pun dua sak, mana cukup. Bagaimana hasil bisa baik kalau telat, dan kuotanya kurang,” tuturnya.

Selain pupuk, obat-obatan seperti pestisida juga menjadi persoalan di tingkat petani. Pestisida sangat dibutuhkan, terutama saat padi diserang hama.

“Bicara pupuk itu sudah biasa, sudah sering disampaikan. Tapi yang jarang disampaikan itu pestisida, obat-obatan,” ujar petani lainnya, Sugiyanto.

Ia menerangkan, pestisida dahulunya disubsidi oleh pemerintah, namun sekarang tidak lagi. Petani terpaksa membeli obat hama tersebut dengan mengocek dompet sendiri.

“Sekali beli pestisida, kita bisa keluarkan uang Rp500 ribu. Pas terserang hama, baik kalau dpunya uang, tapi kalau tidak?” ucapnya.

Sugiyanto menambahkan, ada bantuan pestisida dari Dinas Pertanian setempat, tapi jumlahnya tidak cukup dengan kebutuhan yang diperlukan.

“Kita tentu harapkan pemerintah membantu petani dengan kembali memberikan subsidi obat hama,” pinta dia.

Tinggalkan Balasan